Saatnya Mengaktifkan Kembali Otak Kanan

Sebenarnya sudah lama aku mengetahui bahwa otak manusia itu dibagi menjadi dua, yaitu otak kiri dan otak kanan. tapi baru sekarang megetahui apa perbedaan keduanya, dan menyadari aku lebih condong ke otak kiri atau otak kanan. yang bisa aku garis bawahi adalah otak kiri identik dengan logika, fakta, penuh pertimbangan, kenyataan dan pasti. sedangkan otak kanan identik dengan perasaan, spontanitas, imajinasi, kemungkinan dan acak. dan aku termasuk yang mana? aku rasa sudah mengalami condong di keduanya tapi bukan saat yang bersamaan dan dalam jangka waktu yang terlalu lama.

Ini berdasarkan pengamatan hidupku selama ini. sewaktu kecil sampai kelas 3 SMP aku merasa lebih condong ke otak kanan. aku jarang berfikir dengan logika, suka bergaul, suka ikut organisasi, suka pelajaran penjabaran, tidak suka berhitung (matematika dan fisika), jika mengerjakan soal berhitung biasanya ketemu jawabannya tapi tidak tahu rumusnya, dan masih banyak lagi.

Ketika masuk SMA(IPA) semua itu terasa mulai pudar. tidak pernah ikut organisasi, pelajaran full berhitung (matematika, fisika, kimia) dan pelajaran penjabaran mulai ditinggalkan, dituntut mengerjakan soal berhitung harus melalui rumus pasti. ditambah lagi ketika masuk kursus Komputer (TIK) belajar ilmu pemrograman dan tidak ada materi desain. setiap masuk dituntut belajar tentang kode-kode yang memabukkan dan itu aku sebut bahasa LOGIKA. pernah suatu saat praktik ilmu pemrograman yang diajarkan, dan ternyata terjadi error. ketika ditanya Bpk pembimbingnya aku menjawab “perasaan saya sudah sama semua pak fariabelnya”. eeeee, malah diomeli deh sama bapak pembimbingnya, “kalau belajar ilmu pemrograman itu jangan memakai perasaan tapi memakai logika“.

Saat bekerja pun aku juga pernah bilang “perasaan sudah sama dengan yang tadi pak” tetep saja mereka menjawab “jangan pakai perasaan“. Hah, gak heran kalau kemarin ada cewek yang bilang “dasar orang gak berperasaan“. Hahaha, maaf non perasaanku sudah terlanjur tergadaikan dan ditukar dengan bahasa logika. ya logikanya kalau 1+1=2.

Penggalan pengalaman di atas termasuk kesalahan karena tidak menyeimbangkan kerja otak kanan dan otak kiri, sewaktu kecil hanya otak kanan saja yang digunakan dan otak kiri tidak pernah diasah, sedangkan berenjak dewasa otak kiri dituntut untuk bekerja tapi otak kanan yang dulunya sudah dilatih diabaikan. Setelah mengetahui perbedaan otak kanan dan otak kiri serta fungsinya yang berbeda, alangkah baiknya bisa menyeimbangkan keduanya. jadi agar sama-sama bekerja dan sama-sama memberi manfaat. Tapi untuk menyeimbangkan itu semua tidaklah mudah, bahkan untuk yang condong ke otak kanan akan berpindah ke otak kiri saja butuh proses, waktu dan konsisten.

Untuk masalah bagaimana mengaktifkan cara berfikir otak kanan, aku sendiri belum tahu pasti, yang jelas aku mau melatih otak kanan dengan berkreasi menulis unek-unek melalui blog ini. karena ketika ikut event Blogilicious Trah Yogyakarta kemarin, aku mendapat pengalaman bahwa menulis artikel blog termasuk melatih otak kanan. kalau menulis (bercerita) menggunakan otak kiri saja maka akan kesulitan, jadi manfaatkan otak kanan (perasaan dan imajinasi) untuk menuangkan isi hati ke sebuah tulisan.

Mungkin itu sebabnya kenapa selama belajar blog aku lebih sering otak-atik kode dan gonta-ganti template daripada menulis posting, menulis posting menurutku adalah hal yang berat dan tidak setiap saat mengalir. mungkin hanya pada musim banyak ide saja bisa menuangkan tulisan, tapi ketika musim hati ini mendung ya bisa-bisa sebulan gak ada posting.

Leave a Reply